Menyelami rahsia harta karun

Menyelami rahsia harta karun

Pertama-tama, penting Saya tegaskan bahwa tulisan berikut bukan bermaksud memancing apalagi menganjurkan para pembaca untuk mencari dan berburu harta karun. Tujuan tulisan ini untuk sekedar berbagi kawruh sekaligus mengkritisi berbagai kejadian dan kecenderungan beberapa orang selalu berburu harta karun. Sebaliknya, agar sedulur-sedulur jangan sampai menjadi salah satu korban mafia harta karun yang targetnya menguras harta benda si korban dengan modus operandi berlagak membantu mencari, mengaku-aku mampu melakukan ritual pengangkatan harta karun. Padahal target sesungguhnya adalah memperoleh “proyek ongkos”. Habis manis sepah dibuang. Setelah terkuras harta bendanya, kemudian si korban akan ditelantarkan.

Sebagian orang seringkali mudah diperdaya oleh mafia harta karun karena pelaku kejahatan memanfaatkan situasi dan kondisi perekonomian yang cenderung semakin sulit, semakin kompleksnya ragam tuntutan hidup di zaman sekarang ini, ditambah semakin mahalnya beaya hidup. Sementara itu daya beli dan kesejahteraan masyarakat justru semakin lemah. Wajar saja jika banyak orang ingin memenuhi segala kebutuhan melalui cara yang praktis dan disangkanya tidak beresiko besar. Tulisan ini saya buat sekaligus sebagai jawaban atas banyaknya email masuk menanyakan seputar harta karun, penggandaan uang, penarikan emas dan sejenisnya. Saya tidak memvonis orang-perorang, justru timbul rasa welas. Kalau kondisinya tidak kepepet pastilah orang akan menempuh jalur yang lebih mudah dan sudah lazim ditempuh. Mudah-mudahan dulur-dulur bisa mengambil manfaat dari tulisan ini, semakin jeli, mampu berfikir kritis dengan penalaran yang sehat untuk melihat peluang ekonomi.

PENGERTIAN HARTA KARUN

Benda-benda yang mempunyai nilai atau harga dan dapat ditukar dengan mata uang resmi. Dapat berupa berbagai macam benda misalnya ; uang serta benda-benda seni dan budaya, peralatan rumah tangga, alat perang, alat bercocok tanam, yang terbuat dari bahan baku emas, tembaga, perunggu, perak, gerabah, keramik dan porselin, jenis bahan bebatuan, atau bahan baku kuningan jika diuangkan memiliki nilai tinggi. Harta tersebut besar kecil nilainya ditentukan dari jenis bahan bakunya atau bisa juga nilai sejarah dan usianya yang kemudian disebut barang antik. Bahkan bisa juga dinilai dari perspektif kesakralan dan tuahnya. Walaupun barang atau benda-benda di atas dapat dikategorikan sebaga harta karun yang tidak jelas pemiliknya, bukan berarti harta karun menjadi tak bertuan atau tak ada lagi si pemiliknya. Jika kita mengambil harta karun yang si pemilik sah sudah tidak jelas juntrungnya, ada kemungkinan hal itu hanya membebaskan kita dari hukum positif pencurian dan perampasan saja. Tetapi secara metafisis belum tentu demikian.

JENIS HARTA KARUN

Saya membedakan harta karun menjadi dua jenis berdasarkan eksistensinya. Yakni harta karun wèntèh atau fisik dan harta karun mâyâ atau non fisik.

A. Harta Karun Wèntèh

Harta karun wèntèh atau wantahan adalah harta benda berharga yang berujud nyata (fisik) dan tidak bertabir misteri kekuatan gaib. Harta karun jenis ini biasanya mudah ditemukan oleh siapapun yang sedang beruntung menemukannya. Bisa ditemukan oleh orang yang secara sengaja mencari atau memang kebetulan saja. Saya katakan jenis harta karun wèntèh karena tidak ada selubung misteri. Sebaliknya mudah dilihat secara visual dengan mata wadag. Untuk mengambil jenis harta karun fisik tidak perlu menggunakan cara khusus, tetapi bisa memanfaatkan peralatan canggih semacam sonar logam untuk melacak posisinya dan dibutuhkan peralatan moderen maupun tradisional untuk mengambilnya. Yang tergolong jenis harta karun fisik biasanya harta yang dulunya pernah dimiliki oleh bukan orang sakti, bisa milik sebuah dinasti, pemerintahan, penjajah di masa lalu, atau bahkan milik pribadi yang pernah hidup di masa lalu. Harta karun biasana disimpan di dalam gua-gua, atau ditimbun di suatu tempat misalnya di bukit, gunung, dasar sungai, pemakaman dsb. Ada pula harta karun rampasan perang, juga harta karun yang hilang akibat terjadi suatu peristiwa. Termasuk pula harta karun yang ditinggalkan oleh seluruh pemiliknya yang tewas karena suatu kecelakaan misalnya tenggelamnya kapal laut yang sedang membawa berbagai macam harta benda.

B. Harta Karun Mâyâ (Gaib)

Yang saya maksud harta karun mâyâ yakni harta karun non fisik atau gaib. Ada secara fisik tapi terselubungi oleh tabir gaib sehingga menjadi tidak tampak jika dilihat dengan mata wadag atau mata telanjang. Harta karun mâyâ biasanya dulunya dimiliki oleh orang-orang sakti atau orang yang memiliki kemampuan supernatural pada saat masih hidup hingga setelah pindah dimensi metafisik. Harta karun ini benar-benar ada dan bisa berwujud fisik. Harta karun mâyâ atau non fisik akan selalu tersembunyi dan terselubung oleh tabir misteri yang tidak mudah dilihat dengan mata wadag. Hanya orang-orang tertentu yang mampu atau malah orang polos yang secara tidak sengaja melihatnya. Namun ada juga seseorang yang memang dikehendaki oleh si pemilik atau penjaga harta karun untuk bisa menyaksikan dengan mata kepala sendiri. Selain sulit dilihat secara fisik, harta karun mâyâ atau non-fisik tidak hanya sulit dilihat namun juga tidak bisa disentuh secara fisik sebelum dilakukan suatu upaya untuk membuka tabir gaib yang menyelimutinya.

BENTENG GAIB

Tabir gaib yang menyelimuti harta karun mâyâ bukanlah kebetulan. Tetapi memang disengaja agar tidak bisa dilihat oleh sembarang orang. Sengaja dibuat mâyâ oleh pemilik harta karun dengan tujuan untuk menyimpan, menyembunyikan dan melindungi agar supaya harta karun tidak dijarah orang. Sejauh ini yang saya ketahui ada beberapa sumber yang dapat menjadikan harta karun menjadi bertabir gaib.

1. Dilakukan oleh pemiliknya sendiri

Biasanya pemilik adalah orang-orang sakti, mulia, luhur dan dulunya sewaktu hidup adalah seorang pemimpin atau raja. Ada banyak cara atau teknik untuk menyembunyikan harta karun dengan tabir gaib. Di antaranya menggunakan ubo rampe seperti : daun kluwih, klaras, daun singkong dan lain-lainnya. Tentu saja tidak asal menutup begitu saja dengan menggunakan sarana tersebut. Melainkan dengan kemampuan lebih atau kekuatan supernatural power. Bahkan harta karun umumnya mempunyai pagar yang berlapis-lapis. Diantaranya ditutup dengan lapisan “password” gaib yang hanya diketahui oleh pemilik harta karun.

2. Penjagaan Berlapis

Setelah ditutup dengan tabir gaib oleh pemiliknya, terkadang masih ada lagi penjaga harta karun mâyâ yang terdiri berbagai jenis mahluk halus dengan kemampuan atau kesaktian yang paling rendah hingga paling tinggi. Mereka seperti membentuk lapisan-lapisan pagar. Mereka ditugaskan sebagai penjaga harian, berada di garda paling depan atau sekelas prajurit saja. Ada pula penjaga harta karun mâyâ berujud naga, ular besar, atau genderuwo, raksasa, dan beragam mahluk halus lainnya. Tetapi jangan salah dan asal menuduh, mereka sesungguhnya bukanlah mahluk jahat. Mereka hanya ditugaskan untuk menjaga harta karun, atas perintah pemiliknya atau karena atas suka rela mereka sendiri. Tetapi mahluk halus memiliki kesetiaan luar biasa, bukan seperti bangsa manusia yang terkadang berkhianat. Di dalam diri mahluk halus tidak ada watak pengkhianat. Jika berkata ya atau sanggup, artinya sebuah harga mati untuk setia melaksanakan tugas. Jika sudah berkata tidak, tidak ada lagi bujuk rayu yang mempan meruntuhkan keteguhan hatinya.

Pertanyaannya sekarang, kenapa pemilik harta karun masih berkenan menjaga harta karunnya, padahal mereka sudah hidup di dimensi yang abadi ? Penjagaan menjadi penting jika menyangkut harta benda bernilai tinggi. Dijaga agar tidak diambil oleh sembarang orang, apalagi digunakan untuk kepentingan pribadi dan merusak tatanan dan ketertiban hukum, maupun ketertiban sosial. Penjagaan bertujuan agar harta karun tidak jatuh ke tangan orang yang salah. Pemilik harta karun yang sudah menjadi leluhur sangat tahu akan dipergunakan untuk apa assetnya suatu saat nanti. Suatu ketika, jika sudah tiba saatnya untuk dikeluarkan, penerima yang dikehendaki akan diberikan wisik atau petunjuk langsung oleh pemiliknya sendiri. Biasanya akan jatuh kepada anak turunnya sendiri, atau ke tangan orang yang bisa dipercaya membawa tugas mulia. Dan tak akan jatuh ke tangan orang asing yang tidak dikenalnya.

3. Penguasaan oleh Bangsa Halus

Harta karun mâyâ atau non-fisik bisa pula berasal dari harta karun fisik yang sudah ditinggalkan oleh pemiliknya namun kemudian dikuasai dan dijaga oleh bangsa halus jenis siluman, gendruwo, jim periprayangan. Bangsa halus tersebut biasanya hanya menguasai dari jenis benda fisik yang terbuat dari bahan baku emas. Benda yang sudah berada di bawah penguasaan makhluk halus dengan sendirinya akan sirna dari pandangan mata wadag.

RAGAM KEUJUDAN HARTA KARUN DAN KEDUDUKANNYA

Wujud harta karun jenis emas sangat beragam bentuknya. Ada yang berupa uang ori Wilhelmina, lempengan dengan berbagai ukuran, perhiasan maupun berupa perabotan rumah tangga terbuat dari emas. Ada yang masih utuh ada pula yang sudah remuk. Soal jumlahnya juga sangatlah bervariatif. Sedangkan letak harta karun mâyâ biasanya terkubur di bawah permukaan tanah. Bisa di dalam rumah, di dasar sungai, di tempat-tempat wingit, atau di sekitar pemakaman. Harta karun mâyâ walau digali tetap saja tidak akan tampak jika dilihat dengan mata wadag. Sementara itu harta karun wèntèh terdapat di berbagai lokasi yang beragam pula misalnya dasar laut, sungai, telaga, kolam, di dalam bangunan, bisa juga posisinya terkubur. Tetapi jika digali langsung akan terlihat oleh mata wadag.

PROSES MEMPEROLEH HARTA KARUN

Saya ingin berbagi sedikit pengetahuan yang sejauh ini saya ketahui soal paugeran dan seluk-beluk harta karun agar dapat dijadikan pedoman atau rambu-rambu bagi para pembaca yang budiman, sedulur-sedulur di manapun berada, semoga berguna untuk menghindari aksi tipu daya yang dilakukan oleh mafia harta karun.

Petunjuk. Sebelum harta karun mâyâ diketahui di mana posisinya berada, biasanya terlebih dahulu ada seseorang yang mendapatkan petunjuk secara gaib. Bisa melalui mimpi maupun secara tidak sengaja melihat dengan mata wadag penampakan harta karun di atas permukaan tanah di lokasi harta karun itu berada atau di suatu tempat tertentu. Sebaliknya bagi seseorang yang memang sengaja bernafsu memburu harta karun malah akan kesulitan mendapatkan petunjuk. Penting untuk dicatat, walaupun sudah ada petunjuk bukan berarti seseorang pasti akan kesinungan atau terpilih untuk mendapatkannya.

Perintah. Selain melalui mimpi dan melihat secara tidak sengaja, keberadaan harta karun terkadang didapat melalui sebuah pralampita yang disampaikan oleh leluhur. Informasi keberadaan harta karun yang disampaikan oleh leluhur biasanya ada suatu tujuan khusus. Leluhur memberikan perintah atau dhawuh untuk memprosesi harta karun agar bisa diangkat dan dipergunakan sebagaimana mestinya. Penting dicatat, walaupun ada perintah untuk memprosesi, bukan berarti pasti berhasil mendapatkan harta karun, karena seseorang bisa mendapatkan atau tidak tergantung bagaimana menata perilakunya dan syarat yang harus disiapkan.

Secara Tidak Sengaja (Keparingan). Cara mendapatkan harta karun ini yang paling sering terjadi dan paling wajar, lumrah dan masuk akal. Misalnya kita sedang berkunjung ke suatu tempat misalnya candi atau tempat sakral, kemudian di lokasi tersebut kita mendapatkan sesuatu harta karun misalnya lempengan emas atau perhiasan emas, atau cuilan perhiasan dan alat-alat rumah tangga. Jenis harta karun yang didapat secara tidak sengaja itu ada dua kemungkinan, harta karun mâyâ atau bisa jadi harta karun wèntèh. Tetapi hal itu tidaklah penting. Yang jelas kita menjadi orang yang terpilih, atau kesinungan, untuk keparingan harta berharga dari pemilik atau penguasa harta karun yang ada di lokasi tersebut. Karena memang sudah kesinungan untuk keparingan, kita menjadi tidak perlu repot-repot menjalankan suatu rangkaian prosesi ritual. Apa adanya dan seadanya saja kita menerima harta pemberian tersebut. Memperoleh harta karun mâyâ secara tidak sengaja ini yang lebih sering dialami orang.

PENTINGNYA MEMAHAMI PAUGERAN

Banyak sekali informasi soal harta karun secara sepenggal-sepenggal, lebih celaka lagi sudah sepenggal-sepenggal dan tidak proporsional. Hal itu menjadikan pemahaman yang simpang siur. Untuk itu saya berharap tulisan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih proporsional dan tepat. Sehingga kita semua menjadi lebih bijaksana dalam bersikap.

Apa Yang Terjadi Di Balik Harta Karun ?

Ini yang harus dipahami oleh siapapun yang sedang atau ingin memperoleh harta karun, khususnya harta karun mâyâ. Harta karun biasanya ada pemiliknya dan ada yang menjaganya. Terlebih harta karun mâyâ pemiliknya pun sudah berada di dimensi lain. Yang menjaganya pun bukan lagi mahluk fisik tetapi ada di dimensi halus. Banyak sekali paugeran yang harus dipatuhi. Jika paugeran dilanggar, resikonya minimal seseorang tidak akan berhasil mendapatkannya, habis uangnya, dan resiko paling berat adalah berujung kematian. Untuk itu selangkah demi selangkah harus kita pahami apa yang terjadi di balik misteri harta karun mâyâ.

1. Memohon Ijin. Bagi siapapun yang berniat mengangkat harta karun mâyâ jangan pernah merasa percaya diri karena alasan merasa cukup ilmu, kesaktian dan kemampuan. Bersikaplah rendah hati dan pasrah. Sebelum memprosesi pengangkatan harta karun pertama-tama yang harus dilakukan adalah minta ijin kepada pemilik dan penjaga harta karun mâyâ. Anda harus punya kemampuan untuk men-tayuh terlebih dahulu dengan harapan dapat mengetahui siapa pemilik dan penjaganya. Jika ada respon, artinya bisa berkomunikasi dengan Pemilik atau penjaganya barulah menyampaikan maksud dan tujuan misalnya meminta harta karun mâyâ seikhlasnya, dan peminta tidak bisa mendikte menentukan jumlah yang akan diperoleh. Respon itu barulah merupakan langkah awal. Jawaban yang diberikan oleh “pemilik” maupun “penjaganya” di antara dua : bisa ya, bisa tidak ! Jika permohonan ditolak, berarti sudah lah, urungkan saja keinginan Anda memperoleh atau menguasai harta karun. Siapapun tidak akan bisa memaksa untuk memiliki harta karun mâyâ jika tanpa seijin pemilik dan penjaganya. Bila Anda berani memaksa mengambil karena merasa memiliki kekuatan dan kemampuan yang besar, pasti akan ada kejadian fatal menimpa diri Anda. Meskipun demikian, terkadang orang nekat saja melakukan penggalian suatu tempat yang diduga terdapat harta karun. Perbuatan itu tidak akan berguna, bahkan sebaliknya akan mencelakai dirinya sendiri.

2. Kekuasaan Penuh ada pada Pemilik & Penguasa Harta Karun. Tidak ada orang sesakti apapun yang bisa memaksa memiliki atau merebut harta karun mâyâ tanpa adanya ijin dari pemilik dan penjaganya. Jikalaupun Anda sangat sakti dan bisa mengalahkan Pemilik dan penjaga harta karun mâyâ, tentu saja pemilik dan penjaga akan melakukan antisipasi untuk memindahkan harta karun di suatu tempat yang tidak akan Anda ketahui. Pemindahan dilakukan dalam waktu sekejap pun bisa saja terjadi.

3. Dilindungi Password Khusus. Menyimpan, menyembunyikan, mengamankan harta karun mâyâ akan dilakukan oleh pemilik dan penjaga harta karun tersebut. Dengan berbagai lapisan pagar seperti yang sudah saya singgung sepintas di awal. Pagar yang paling sulit ditembus berupa “password” khusus yang hanya diketahui oleh Pemilik. Password biasanya berupa suatu mantera. Dan mantera ini tidak bisa dibongkar atau dibandrek dengan password apapun lainnya, apalagi dengan “password” berupa doa-doa impor. Bagaikan gembok dengan anak kuncinya. Gembok tidak bisa dibuka menggunakan anak kunci palsu. Namun “anak kunci” gembok gaib ini tak bisa digandakan atau dibandrek.

4. Meminta Sesuai Palilah. Sekalipun Anda telah diijinkan oleh Pemilik harta karun. Anda tidak akan bisa mengatur seberapa banyak harta karun mâyâ yang anda inginkan. Berapa banyaknya tergantung palilah atau kehendak ikhlas si Pemilik untuk memberikan harta karun kepada Anda.

5. Petunjuk & Dibimbing Langsung. Bagaimana tata cara menggunakan uborampe atau syarat-syarat ritual akan dibimbing langsung oleh Pemiliknya. Jika Anda diijinkan, Anda akan dibimbing langsung oleh Pemiliknya sendiri, berisi petunjuk bagaimana prosesi atau ritual yang harus dijalani agar harta karun mâyâ bisa diangkat atau diwujudkan. Anda akan dibimbing kapan waktu yang tepat untuk melakukan prosesi ritual. Berapa lama waktu yang dijalani sampai harta bisa benar-benar berhasil diangkat, dan kapan waktunya untuk melakukan ritual atau prosesi, kita juga tidak bisa menentukan sendiri. Pemilik akan membimbing dan menuntun kita secara langsung melalui pralampita dan dawuh. Anda tak bisa merekayasa sendiri, atau mengunakan uborampe dan persyaratan yang Anda bikin sendiri. Itu akan sia-sia saja. Anda hanya bisa menentukan sendiri kapan waktunya pada saat pertama kali melakukan maneges atau men-tayuh-nya, untuk memperoleh jawaban siapakah pemilik dan apakah diijinkan untuk meminta harta karun.

5. Berbagai Syarat. Selain “password” gaib yang merupakan produk lokal. Harta karun mâyâ masih dilindungi oleh berbagai lapisan pagar gaib (selain penjaga), di antaranya berupa bermacam syarat dan uborampe. Misalnya daun kluwih, daun singkong, klaras, kunyit, bunga-bunga dan lain sebagainya. Apa saja uborampe dan syarat-syarat yang harus disiapkan akan diberi tahu langsung oleh Pemilik harta karun mâyâ.

6. Tak Ada Tumbal Nyawa. Pada dasarnya mengangkat atau usaha untuk memperoleh harta karun tidak memerlukan tumbal nyawa manusia. Jika sampai ada kejadian korban nyawa manusia bukan berarti penjaga harta karun minta tumbal. Tetapi itu disebabkan oleh something it’s wrong, misalnya ada paugeran-paugeran yang dilanggar oleh peminta harta karun mâyâ itu sendiri.

7. Sudah Dikehendaki Pemilik. Inilah cara mendapatkan harta karun mâyâ yang paling aman dan mungkin ada harapan untuk berhasil mendapatkannya. Yakni melalui jalan petunjuk gaib, yang dialami oleh seseorang. Namun tetap harus hati-hati dan waspada terhadap klaim para mafia sebagai pembawa amanat untuk Anda. Karena petunjuk gaib tidak pernah dilewatkan melalui orang lain. Kita sendiri akan mendapatkan petunjuk langsung entah lewat mimpi atau interaksi langsung dengan gaib. Apabila leluhur berkehendak menuntun kita, alangkah beruntungnya diri kita. Sebab leluhur tak pernah mempersulit orang-orang yang dijangkung dan dijampanginya. Kalaupun ada uborampe atau syarat-syarat perlengkapan yang dibutuhkan, asalkan tulus, syarat atau uborampe untuk prosesi pun akan mudah kita dapatkan, walaupun sesuatu yang sangat langka.

PAUGERAN PENTING

Setidaknya enam poin di atas menjadi paugeran utama yang harus kita pahami tentang harta karun mâyâ. Selanjutnya masih ada lagi beberapa persyaratan penting lainnya yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya bagi orang yang sudah diijinkan Pemilik untuk berusaha mengangkat harta karun mâyâ. Beberapa persyaratan itu adalah :

Asas Kepantasan. Memperoleh harta karun tidaklah mudah. Sebab harta karun termasuk berkah besar. Artinya akan berat pula asas kepantasan yang harus dimiliki oleh seseorang calon penerima. Asas kepantasan berhubungan dengan layak tidaknya seseorang menerima harta karun. Kita termasuk sebagai orang yang pantas mendapatkan harta karun mâyâ apabila diri kita sudah dinilai oleh hukum alam sebagai seseorang yang cukup amalnya. Sering menolong, dan membantu sesama dan seluruh mahluk, sering memberikan kemudahan dan jalan hidup kepada sesama manusia.

Peruntukan. Untuk apa harta karun yang akan didapat, akan menentukan seseorang berhasil atau tidak dalam melaksanakan prosesi mengangkat harta karun. Tergantung pula pada siapa pemilik harta karun itu. Jika harta karun adalah milik seorang Raja atau pemimpin di zaman dulu, biasanya akan bisa diangkat jika akan digunakan untuk kemakmuran orang banyak atau untuk suatu bangsa. Bisa juga diberikan kepada seseorang untuk pribadi, jika orang tersebut masih keturunan langsung si Pemilik harta karun mâyâ. Sementara itu harta karun milik Raja, pemimpin besar, maupun pribadi, jika digunakan untuk suatu tujuan merusak bangsa, rencana jahat, dan ketamakan jelas tidak akan diperolehnya. Sebaliknya harta karun yang akan digunakan untuk mengembalikan hutang, atau untuk melanjutkan hidup justru lebih bisa diterima oleh gaib pemilik dan penjaga harta karun mâyâ. Mengembalikan hutang pun tidak sembarang hutang. Alasan hutang yang disebabkan oleh perilaku hidup boros, judi, atau dampak resiko suatu perbuatan jahatnya sendiri, tentu tidak akan diterima. Sebaliknya hutang yang disebabkan akibat tanggungan beaya pengobatan, menolong orang, atau untuk membeayai sekolah dan tanggungan keluarga dan sejenisnya malah cukup beralasan dan bisa diterima gaib. Namun demikian, harta yang diperuntukkan untuk kemakmuran banyak banyak orang, masyarakat atau suatu bangsa biasanya akan lebih mudah dikabulkan oleh si pemilik harta karun.

Kemampuan Menata Hati. Jika dalam diri kita masih ada sifat serakah, tamak, jahat, dengki, iri hati, adigang adigung adiguna. Masih pula tertanam sifat 3 G : golèk mênangé dhéwé, golèk butuhé dhéwé, golèk bênêré dhéwé. Tidak adil dan selalu pilih kasih. Bahkan termasuk karakter sombong, ria, semua itu akan menjadi batu sandungan dalam melaksanakan petunjuk dan bimbingan gaib. Dan resikonya cukup besar, seseorang bisa menjadi terganggu jiwanya, minimal kesurupan yang mengakibatkannya jatuh sakit. Untuk itu seseorang yang sedang memprosesi ritual demi ritual mengangkat harta karun hendaklah menata hati, jagalah selalu suasana hati agar selalu tertanam rasa tulus, legowo dan endapkan segala nafsu serakah, bersihkan segala penyakit hati dengan rasa “punya rasa, tidak punya rasa punya”. Nah, untuk syarat hati ini, sederhana tetapi sulit dilakukan. Biasanya jika sudah semakin mendekati akhir proses atau ritual, orang akan semakin tergiur. Apalagi jika dilakukan secara kelompok atau tim yang terdiri dari banyak orang. Jika yang melakukan prosesi mengangkat harta melibatkan banyak orang akan lebih sulit. Menata hati dan pikiran satu orang saja sulit, apalagi hati dan pikiran banyak orang. Kemampuan dan mental lahir batin setiap orang juga berbeda-beda. Satu orang saja tidak teguh hati atau tidak kuat, misalnya dengan tidak mematuhi satu dua paugêran atau melanggar wêwalêr akubatnya bisa sangat fatal. Dapat mengakibatkan usahanya gagal total. Minimal orang yang tidak kuat tersebut mengalami suatu resiko yang cukup berat. Prinsipnya, harus mampu membersihkan segala penyakit hati, meluruskan pemahaman dan pola pikir, kuat mental lahir dan batinnya. Karena merubah nasib dan menjadi kaya itu harus orang yang kesinungan begja. Bagi seseorang yang mampu mengelola hati hingga mencapai tataran manembah keluhuran budi,”duwé rasa, ora duwé rasa duwé“, rendah hati, ora kagètan lan ora gumunan, tidak silau harta, serta tertanam sifat dan sikap sugih ati, justru akan lebih besar kemungkinan untuk kêsinungan sugih båndhå. Bila kita mampu menerapkan sifat-sifat bumi (yang maha memberi berkah untuk seluruh mahluk) ke dalam diri kita, maka alam semesta akan selalu berpihak kepada diri kita. Semakin banyak memberi, akan semakin banyak menerima.

TIPU DAYA MAFIA HARTA KARUN

Pada tulisan ini saya akan mengulas sedikit soal kasus-kasus penipuan yang berkaitan dengan perburuan harta karun mâyâ. Seperti kita ketahui, banyak sekali berita, kabar dan dongeng tentang upaya orang mencari harta karun mâyâ atau gaib. Begitu banyak orang mengaku mampu mengentaskan atau mengangkat harta karun mâyâ atau gaib. Tetapi kebanyakan hanyalah sekedar aksi tipu daya, dengan target korban akan mengeluarkan beaya operasional. Begitu banyak dan seringnya orang-orang yang merasa yakin akan mendapat harta karun sehingga sampai teledor dan lengah mengeluarkan beaya seberapapun besarnya sampai menjual aset-aset penting demi mengejar harta karun yang dibayangkan sangat menjanjikan dan mampu merubah nasib secara drastis. Mereka barulah sadar setelah harta bendanya habis dijual dan uangnya ludes untuk beaya operasional. Yang beruntung adalah orang yang mengaku-aku mampu mengangkat harta karun. Dan semuanya pada akhirnya gagal. Tetapi selalu saja si penipu tidak mau disalahkan. Bahkan sudah dibuat skenario jika nantinya berujung kegagagalan yang disebabkan oleh korban penipuan yang melanggar pantangan atau karena kurang memenuhi sarat. Seribu alasan dibuat-buat yang pada intinya memposisikan si korban tidak punya alasan untuk menyalahkan si penipu yang berlagak dewa penolong. Maka tulisan ini sekaligus sebagai perngatan untuk sedulur dan pembaca yang budiman agar tidak terperangkap dalam jaringan mafia harta karun yang sesungguhnya hanya mengincar harta benda dan uang si calon korbannya.

Para mafia memang hebat berakting menjalankan modus tipu-dayanya. Biasanya mereka melengkapi diri kemampuan bermain mejik atau sulap. Di hadapan calon korbannya, biasanya mereka melakukan atraksi-atraksi yang dapat membuat calon korban terbius dan terkesima dengan kehebatan palsu si penipu. Misalnya dengan kemampuan merubah suatu benda menjadi emas, tisu dan daun menjadi lembaran uang. Bahkan pada beberapa kasus ada juga yang berani keluarkan modal untuk beratraksi palsu seolah benar-benar ia mengangkat emas perhiasan atau lempengan dalam jumlah kecil di suatu lokasi. Emas yang digunakan untuk atraksi juga emas asli, sehingga jika ditest ke toko emas akan menunjukkan keasliannya. Tapi dalihnya pasti mereka bilang, emas itu belum boleh dipergunakan atau dijual, karena si korban harus melengkapi persyaratan lagi agar tidak celaka. Singkatnya, rombongan penipu berani memasang umpan ikan teri untuk memperoleh ikan kakap. Penipu juga tak kurang akal, mereka pandai membuat surat-surat aspal untuk memperkuat bukti otentik. Termasuk bicaranya yang serba digaib-gaibkan, mengklaim diri sebagai pembawa amanat dan seterusnya. Penipuan biasanya tidak hanya dilakukan oleh satu orang melainkan banyak orang rombongan mafia. Mereka saling kenal tetapi berlagak tidak saling mengenal, sehingga calon korban merasa semua serba kebetulan dan menimbulkan kesan sangat istimewa dan menakjubkan. Rombongan mafia tidak hanya ada di satu wilayah, mereka berada di berbagai wilayah yang berjauhan tetapi mereka saling berkomunikasi untuk membangun modus operandi penipuan terhadap calon korban. Korban dibuat tak berdaya, selain juga bisa karena pengaruh gendam dan penyalahgunaan terhadap ketrampilan hipnotis. Si korban barulah akan sadar saat harta bendanya sudah habis ludes dijarah rombongan mafia, dan menelantarkan si korban dalam kondisi kebingungan, kesendirian, dan kesedihan yang sangat dalam. Bahkan anggota penipu seringkali menggunakan simbol-simbol kesucian, kesalehan, dan sifat agamis sebagai kedok. Selain semua modus diatas, calon korban biasanya diasingkan atau dieliminasi agar tidak berhubungan dengan orang lain selain rombongan mafia. Selain untuk merahasiakan aksi kejahatan jaringan mafia agar tidak tercium aparat keamanan, hal itu juga untuk mencegah agar calon korban tidak bisa meloloskan diri atau sadar diri setelah menerima masukan dari orang lain yang memahami tipu daya mafia. Maka waspadalah para pembaca yang budiman.

STUDI KASUS

Beberapa tahun lalu Menag berinisial SA tanpa mematuhi paugeran-paugeran dan langkah-langkah awal seperti di atas, pernah mencoba menggali harta karun yang tersimpan di Batu Tulis. Berbagai cara ditempuh, dengan wiridan, menggali, dan melacaknya dengan bantuan sonar logam. Akibatnya pertama, ada tim penggali yang tewas menjadi korban. Akibat selanjutnya, beberapa waktu kemudian, Menag terlibat kasus korupsi dan penyalahgunaan dana haji. Dalam masa menjalani proses hukum Menag meninggal dunia. Saya enggan mengkaitkan peristiwa kematian itu dengan harta karun. Mau disebut peristiwa kebetulan juga monggo. Tapi saya tetap mengambil pelajaran berharga dari peristiwa itu. Sebagai pedoman supaya dalam menjalani hidup ini selalu bersikap hati-hati, waspada, dan tidak serampangan. Masih ada lagi kasus lainnya yang dapat menjadi contoh.

PERINGATAN

Di akhir tulisan ini saya ingin sekali lagi menegaskan bahwa adalah dua prinsip paling penting harus diketahui sedulur-sedulur semua berkaitan dengan harta karun mâyâ. PERTAMA, orang yang memungkinkan memperoleh harta karun mâyâ adalah yang sungguh-sungguh memenuhi asas kepantasan, terpilih dan pinilih. Siapapun yang hatinya tidak bersih, tamak, serakah, tidak tulus, mudah iri-dengki, tidak bisa bersikap adil, batinnya ruwet, pikirannya aneh-aneh pasti tidak akan memenuhi asas kepantasan sebagai orang yang layak mendapatkan harta karun mâyâ. Termasuk pula orang yang gemar berburu, dan bernafsu untuk mencari atau menguasai harta karun mâyâ, pastilah akan ditolak oleh titah gaib. Sekalipun seseorang itu masih memiliki garis keturunan pemilik harta karun itu. KEDUA, begitu banyaknya orang mengaku-aku mampu mengangkat harta karun mâyâ atau gaib. Banyak pula orang yang ngotot meyakinkan orang lain, jika dirinya telah mengenal orang yang bisa mengangkat harta karun mâyâ. Akan tetapi sikap saya teguh, tidak akan percaya samasekali. Saya bukannya over-confident, tetapi saya melihat ciri orang yang benar-benar mampu mengangkat harta karun mâyâ. Saya juga mengerti betapa berat syarat-syarat (yang ditetapkan hukum alam) yang berlaku bagi orang yang mendapatkan anugrah mampu mengangkat harta karun mâyâ.

Bila kita lebih memahami berbagai hal yang berhubungan dengan harta karun. Harapan saya setidaknya dapat menambah referensi dan dapat dijadikan sebagai rambu-rambu bila di antara para pembaca yang budiman sedang menghadapi tawaran-tawaran yang menggiurkan soal pengangkatan harta karun.

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

1 Responses to Menyelami rahsia harta karun

  1. acun tea berkata:

    Mohon di bantu saya pernnah menjalan kan ritual untuk mengangkat harta karun maya yg berada di rumah kami sendiri. Saya menjalankan tawasulan selama 3 bulan lama ea. Setelah tiba waktu ea kake buyut kami menyuru untuk menyiapkan uborampe untuk menjalankan ritual yg terakhir. Pas tiba waktu ea cobaan dateng kluarga pun terpecah belah yg pikiran ea pingin menang sendiri. Yg pada akhir ea kake buyut kami pun kecewa. Dan beliaw pun tidak menyarankan untuk meneruskan. Sebelum kluarga kami bersatu lagi. Yg nanti ea untuk di nikmati anak cucunya. Sekarang saya tidak tahu harus gmna cape tenaga
    waktu ,pikiran

Tinggalkan komen